Soal "Engga Penting" Yang Dianggap "Penting"

Senin, 19 Desember 2011

print this page
send email
Tulisan kali ini akan mengutak-atik soal "penting" dan "engga penting".
Karena deskripsi judul blog inilah yang membuat saya berkewajiban untuk menjelaskan mengenai hal engga penting ini. Jadi kalo agan-agan anggap hal ini penting, maka bacalah... Tapi kalo agan-agan anggap ini tidak penting, maka agan harus anggap ini penting dan teruslah membaca...

Soal penting dan engga penting ini biasanya dijadikan bahasan para trainer sebagai materi pokok pelatihan yang berhubungan dengan managemen waktu atau managemen diri. Biasanya materi ini dibahas ketika menjelaskan soal skala prioritas atas sesuatu yang dikerjakan, mana yang lebih dahulu harus dikerjakan atau tidak dikerjakan. "First thing first" kalo Sean Covey bilang.

Untuk lebih memahami mengenai hal itu saya tampilkan diagram penting-mendesak berikut ini :

Dengan melihat gambar diatas, saya yakin agan-agan sudah ngerti dan paham mengenai maksud dari "penting" dan "engga penting" yang saya tulis kali ini. Bahkan saya yakin agan2 sudah bisa mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari..

Jadi kalo gitu, apa yang ingin saya utak-atik ?
Biasanya kita semua menganggap bahwa hal yang "penting-mendesak"-lah yang harus dikerjakan pertama kali, yang "tidak penting-mendesak" untuk yang kedua, yang "penting-tidak mendesak" urutan ketiga dan terakhir baru yang "tidak penting-tidak mendesak". Dan itulah yang dilakukan semua orang, termasuk saya...
Karena inilah doktrin yang telah ditanamkan dalam logika ditempat pendidikan kita.

Dan ingat, doktrin logika seperti inilah yang sering membuat kita tidak kreatif...
Sebagai contoh adalah sampah. Bagi kebanyakan orang, sampah adalah merupakan benda yang paling "engga penting" dan karenanya harus dibuang jauh-jauh. Tapi bagi seorang pemulung, sampah adalah harta karun yang sangat berharga. Betapa bau dan kotornya, para pemulung tidak pernah mengeluh untuk memungut kembali sampah-sampah yang kita anggap ''engga penting" itu. Karena bagi mereka, sampah adalah benda yang sangat "penting"

Jadi soal "penting" atau "engga penting" itu hanyalah persepsi kita.
Karenanya yang "engga penting" bisa menjadi "penting" bila kita menganggapnya demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar